PDM Kota Bekasi - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Bekasi
.: Home > Berita > Tiar Anwar Bakhtiar: ISIS Masih Misteri Jangan Cepat Menyalahkan

Homepage

Tiar Anwar Bakhtiar: ISIS Masih Misteri Jangan Cepat Menyalahkan

Senin, 29-09-2014
Dibaca: 2283

BEKASI_PDM KOTA BEKASI: Islam State Irak and Syam, (ISIS), masih misteri. Sebab dari kemunculannya banyak mengundang pertanyaan. Apalagi setelah media menjadika berita ISIS sebagai berita propaganda yang menjurus pada penghancuran gerakan Islam.Dan ini menjadi proyek Amerika setelah Isu teroris tak laku lagi diual. 
 
“Saya melihat kehadiran ISIS tak dapat dipisahkan dari 'Arab Spring' yang dimulai dari  Peristiwa bakar diri yang dilakukan Muhammad Bouazizi, 18 Desember 2010,  di Tunisia,  sebagai aksi protes kepada pemerintah Tunisia karena ia tak mendapatkan pekerjaan” kata Tiar Anwar Bachtiar, dalam pengajian bulanan, Majelis Tabligh, Pimpinan Daerah Muhammadiyah,  kota Bekasi,  di Masjid Al Jihad, komplek perguruan Muhammadiyah, Jl. Ki Mangunsarkoro, Bekasi Timur, kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad 28 September  2014.
 
Dari peristiwa itu, papar Tiar Anwar Bakhtiar telah menggalang aksi solidaritas di Tunisia untu bangkit melawan pemerintahan yang korup dan represif. Aksi protes  dan perlawanan rakyat itu telah menjalar melalui media ke berbagai negara di jazirah Arab, seperti Mesir,  Libya, pembrontakan sipil di Bahrain, Suriah, Oman, protes besar di Al Jazair, Irak, Yordania, Maroko, dan Oman. Protes kecil di Kuwait, Libanon, Mauritania, Arab saudi, Sudan dan sahara Barat.
 
“Saya melihat Arab Spring adalah mempunyai pontensi kembalinya PAN  Islam”  ungkap peneliti INSIST yang juga pengamat masalah Timur Tengah ini.
 
Menurut,  penulis buku “HAMAS” ini,  Arab Spring adalah kelanjutan dari  konflik  Afghanistan, dengan Rusia yang ingin menguasai dan menjadikan Afghanistan sebagai negara komunis.  Rusia mendapat perlawanan keras dari  ulama dan tokoh Islam Afghanistan. 
 
Konfrontasi di  Afghanistan -- Rusia telah mengundang aktifis Islam dari berbagai belahan dunia untuk membantu mujahidin Afghanistan menaklukkan Rusia. Bahkan Amerika dan Eropa ikut menyediakan persenjataan bagi Mujahidin Thaliban Afghanistan.
 
Perang Afghanistan telah mendorong tumbuhkan kamp-kamp pelatihan militer di Afghanistan yang kemudian hari menjadi penggerak  lahirnya  mujahidin dan  Al-Qaeda, pimpinan Osama bin Laden. Ia adalah salah seorang keluarga Kerajaan  Arab saudi  Bin Laden yang ditugasi pemerintah Arab saudi untuk membangun dan merawat Masjidil Haram dan Ka'nah..
 
Dijelaskan,  lahirnya Al Qaeda, dengan cepat menyebar ke berbagai negara di dunia Arab, Afrika seperti di Yaman, Libya, Nigeria,  bahkan ke Asia Selatan dan Asia Tenggah. Di  Asia Tenggara, seperti di Philipina, Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
 
Pasca perang Irak dan  Afghanistan dengan negara-negara koalisi pimpinan Amerika,  Sebagian veteran perang Afghanistan yang tergabung dalaam organisasi Al Qaeda, berjihad di Irak untuk melawan rezim Syiah pimpinan Nuri Al Maliki. Setelah berhasil mengusai beberpa daerah di Irak termasuk ladang miyak sebagai sumber pendanaan bagi perjuangan Al Qaeda, lalu kemudian Al Qaeda berubah menjadi  Irak State Islam.
 
Saat terjadi revolusi rakyat Suriah melawan rezim Bashar Assad, para anggota Al Qaeda, membangun milisi-milisi untuk melawan rezim Bashar Al Saad seperti Jabhah An Nushrah yang kini telah berubah menjadi Jamaah Islamiyah. Sebagian  dari para mujahidin Irak masuk ke Suriah.
 
Setelah para mujahidin menguasai sejumlah daerah di Suriah, lalu Syaikh, Abu Bakar Al Baghdadi,  mengumumkan terbentuknya Islam State Irak Syam, dengan ibu kota di Raqqa, wilayah Syriah. Lalu pada 1 Ramadhan 1435, H, Abu Bakaar Al Baghdadi, mengganti ISIS menjadi Islam State  atau  Daulah Islam, semua milisi Islam harus berbaiat dengan khalifah Syaikh Abu Bakar Al Baaghdadi.
 
“Disinilah mulai terjadi perpecahan di tubuh para milisi Islam termasuk dengan mujahidin Jabhah An Nushroh yang berada dibawah naungan Al Qaeda pimpinan  Aiman Az Zawahiri”  papar  Tiar Anwar Bachtiar, mengungkap sejarah berdirinya ISIS.
 
Jabhah An Nushroh, menurut Tiar Anwar Bachtiar, tak bergabung dengan ISIS. Namun belakang Jabhah An Nusroh, lebih melunak kepada ISIS setelah mengetahui bahwa Abu Bakar Al Baghdadi, tak benar mengkafirkan milisi yang tak bergabung dengan ISIS.
 
Di Indonesia, simpatisan Al Qaeda seperti Jamaah Anshrut Tauhid pimpinan Abu Bakar Ba’asyir, mengakui kekhalifahan Abu Bakar Al Baghdadi yang kemudian berbaiat. Tapi ternyata tak semua anggota dan pengurus JAT  iku berbaiat.  Yang menolak berbaiat, lalu membentuk organisasi baru yang bernama Jamaah Anshorus Syariah (JAS).
 
Klaim soal khilafah bukan saja dilakukan Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi, dengan Daulah Islamnya. Tapi  sudah banyak yang mendeklarasikan kehilafahannya, namun belum ada yang memiliki kekuatan yang dapat memberikan keamanan bagi umat Islam seperti apa yang dilakukan oleh Khiafah Usmaniyah yang runtuh tahun 1924.
 
Sebab kata Tiar Anwar Bachtiar, salah satu sarat seorang khalifah adalah mampu memberikan keamanan bagi umat Islam.  Kemampuan memberikan rasa aman itu tentu harus memiliki militer yang melindungi umat dari perampasan hak, penumpahan darah umat, menjaga harta umat.
 
“Yang dimilik ISIS baru sebatas milisi bersenjata. Belum terorganisir secara professional. Di Indonesai juga pernah ada milisi perlawanan terhadap penjajah seperti Hizbullah”  terangnya.
 
Tiar Anwar Bachtiar, menilai tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kelahiran ISIS di Irak dan Suria. Karena harus ada milisi yang berjuang untuk melawan kedzaliman Amerika dan sekutunya. 
 
Merebaknya pemberitaan ISIS ini  menurut peneliti INSIST ini  adalah bagian dari kampanye Amerika yang memanfaatkan media untuk menghabisi milisi Islam di Timur Tengah yang sudah mulai menganggu kepentingan Amerika. Dan proyek ini adalah bagian dari kelanjutan perang melawan terorisme yang gaungnya sudah mulai berkurang.
 
Oleh karena itu Tiar Anwar Bachtiar sangat menyayangkan sikap MUI yang terburu-buru mengeluarkan fatwa haramnya ISIS di Indonesia. “Kalau tudingan kesesatan terhadap ISIS didasari dengan  takfir, yang menuduh orang yang tak berbaiat dengan Abu Bakar al Baghdadi sebagai khalifah dikatakan kafir, ‘itu bisa dimengerti’, tapi setelah dilakukan konfirmasi, ternyata tak betul jika ISIS dibawah pimpinan Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi, mengkafirkan milisi Islam atau aliran Islam yang tak berbaiat dikafirkan dengan ISIS atau Daulah Islam.***
 
Redaktur  : Imran Nasution
Ketua MPI PDM kota Bekasi
 

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website