PDM Kota Bekasi - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Bekasi
.: Home > Berita > Musda Muhammadiyah dan Aisiyah Kabupaten Bekasi ke 9 akan dibuka Goodwil Zubeir

Homepage

Musda Muhammadiyah dan Aisiyah Kabupaten Bekasi ke 9 akan dibuka Goodwil Zubeir

Jum'at, 29-04-2016
Dibaca: 933

BEKASI: Musyawarah Daerah (Musda), Muhammadiyah dan Aisiyah Kabupaten Bekasi, ke 9, akan digelar, Ahad 1 Mei, bertepatan dengan hari buruh (May Day). “Musda akan dibuka oleh Drs. H. Goodwil Zubair dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah)” kata Abdul Harist, ketika diwawancarai Jum’at 29 April, melalui WA.

 

Diungkapkan, Musda akan berlangsung hotel Metland, Tambun Bekasi, yang akan diikuti, 15 PCM, 67 ranting, serta dari pengurus PDM dan Ortom. Natinya, kata Abdul Harist, pengurus PCM, PRM, PDM dan Ortom, akan memilih akan memilih 9 orang untuk menjadi pengurus PDM periode 2015-2020, dari 27 orang calon yang telah ditetappkan panitia pemilihan (Panlih).

 

Ke 27 calon itu menurut Ketua PDM Kabupaten Bekasi Abdul Arist, adalah : Sudarno Sumodimedjo, Abdul Arist, Suyatman, Akhmad Akhyan, Buyung Iksal, Agustri Sundani, Tumadi, Rohman Azzam, Ahmad Zaenuri, Deang Muhammad, Harif Fadhillah, Syukri Salim, Bakir Nurhadi, Arifin Nurdin, Susono, Taming Ghani, Makmud Murod, M. Hidayat, Sudarsono Hadi, Sofwan Al Amin, Firdaus Nurdin, Rasidi, Nurodin, Edi Warmaan,Ahmad Fatich, Sunawan, dan Adi Susila.

 

Dijelaskan, pemilihan kali ini akan menggunakan e- voting. “Hampir semua pemilihan mulai dari tingkat ranting hingga PDM, PWM dan PP, telah menggunakan sistem e voting. Tim IT PDM kabupaten Bekasi, sudah melakukan simulasi untuk melakukan penggunaan pemilihan sistem e voting” papar Abdul Arist. Ketua SC, Drs. Sudarno Soemodiredjo, membenarkan jika persiapan SC sudah rampung 100, persen, baik tata tertib, rancangan program maupun rekomendasi, serta kebutuhan sidang-sidang seperti absensi. Hal yang sama juga disampaikan ketua OC, Ir. Akhmad Akhyan.

 

“Dari segi persiapan sampai hari ini tak ada masalah. Hotel tempat acara sudah dibooking, akomodasi, sudah siap. Peralatan yang akan digunakan oleh peserta Musda sudah kita siapkan. Kita menunggu pelaksanaan saja” kata Ir. Akhmad Akhyan.

 

Ketika ditanya kenapa Musda Kabupaten ke 9, sementara kota 4, padahal sama-sama dimekarkan. Secara administrasi kata Abdul Arist, yaang dimekarkan adalah PDM kota Bekasi. Sedang PDM Kabupaten Bekasi, meneruskan periode administrasi, yang lama, “walau secara faktual kabupaten Bekasi, termasuk baru.

 

Sejarah singkat berdirinya Muhammadiyah di Bekasi.

 

Muhammadiyah mulai dirintis di Bekasi tahun 1928, oleh seorang pegawai penghulu yang dikenal dengan H.Raden Sulaeman, lewat pengajian di Kranji Bekasi.

 

H. Raden Sulaeman, menyamaikan Muhammdiyah di Bekasi dengan dibantu teman-temannya sesama muballigh pergerakan yaitu ustadz Ismail Jamil, Sutalaksana, dan Zain Jambek.

 

Gerakan dakwah yang dilancarkan H. Raden Sulaeman dengan kawan-kawannya dari markas ‘Balai Trabligh, di depan stasiun KA sebelah utara alun-alun, melahirka generasi potensial, untuk melanjutkan Muhammadiyah di Bekasi. Mereka adalah Ibnu Hajar, Muhammad Idris, M. Slamet Sastrodihardjo, Muhammad Damsyik, HM. Tamuddin, dan KH Masturo, (Semuanya sudah almarhum).

 

Boleh dibilang mereka ini adalah asabiqul awwalun bagi Muhammadiyah di Bekasi. Perkembangan Muhammadiyah di Bekasi, ternyata tak mulus. Selain karena faktor masyarakatnya, juga karena pengaruh pergolakan yang terjadi di Tanah Air. Beberapa tahun setelah Muhammadiyah Bekasi menancapkan kakinya dan telah memiliki dua amal usaha yang diberi nama saat itu dengan His Metda Qur’an dan Schakkel Scool, dari tahun 1929 hingga 1936. Namun kegiatan itu terpaksa terhenti (vakum) akibat Indonesia diduduki Jepang. Kegiataan amal yang dilakukan Muhammdiyah di alun-aalun berupa pemberian baantuan kepada fakir miskin terpaksa dihentik. “Jepang melarang kegiatan tersebut”

 

Baru tahun 1955, Muhammadiyah digerakkan kembali. Status Muhammadiyah Bekasi yang sebelumnya berstatus ranting dari Jakarta, dinaikkan menjadi cabang yang masuk dalam keresidenan wilayah Jakarta-Jawa Barat, dengan susunan pengurus, Soleh Djamil (Ketua), H.Moh. Damsyi ( Wk Ketua), M. Suyud, BA ( Sekretaris), Soleh Djamil (Bendahara), dan M. Idris, (Anggota). Baru tahun 1971, Muhammdiyah Bekasi berbentuk Pimpinan daerah dengan ketuanya KH. Masturo, H.M.A. Taminuddin (ketua I), H. Ahmad Ludin (Wk ketua II), Sam’ani (Sekretaris I), H. Lili Hambali Wijaya (Sekretari II), K.H. Kaylani Bendahara.

 

Musda pertama berlangsung pada tahun 1985, yang menghasilkan H. Ahmad Ludin, sebagai ketua PDM periode 1985-1990. Padan Musda berikutnyaa kembali H, Ahmad Ludin terpilih sebagai ketua. Pada Musda tahun 1995, H. Nazar Mahmod, terpilih sebagai ketua untuk periode kepengurusan 1995-2000

 

Pada tahun 2000, terjadilah pemekaran Muhammadiyaah kabupaten Bekasi meenjadi dua daerah yaitu Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bekasi dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Bekasi. Wilyah kota Berkasi yang terdiri dari kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Pondok Gede, Jati Asih, Jatisampurna, Bantargebang, Mustika Jaya, dan Rawalumbu, menjadi PDM kota Bekasi.

 

Sedang Kecamatan Tambun, Cibitung, Cikarang, Serang, Cibarusa, Kedungwaringin, Pebayuran, Muaragembong, Tambelang, Taruma Jaya, Babelan, Sukatani, (sebelum di mekarkan), masuk Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bekasi. Yang menarik meski PDM kabupaten sebagai PDM induk, tapi nyaris tak mendapat amal usaha. Sebab pada kenyataannya, amal usaha Muhammadiyah berada di daerah kota Bekasi. Seperti komplek perguruan Muhammadiyah yang memiliki mulai amal usaha dari TK hingga perguruan tinggi berada di Jl. Ki Mangunsarkoro, Bekasi Jaya, kecamatan Bekasi Timur kota Bekasi.

 

“Ya, kita PDM induk tapi serasa PDM yang baru berdiri. Karena saat pemekaran kita tak mendapat pembagian amal usaha” kata Ketua PDM kabupaten Bekasi, Abdul Arist. (Imran Nasution/Ketua MPI Kota Bekasi)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website