PDM Kota Bekasi - Persyarikatan Muhammadiyah

JAKARTA_PDM-KOTA BEKASI : Terkait pernyataan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman yang membolehkan Polwan berjilbab tanpa menunggu aturan diapresiasi umat Islam. Atas dasar itulah Polwn berjilbab marak di seluruh Indonesia. Tetapi, tiba-tiba terbit Telegram Rahasia (TR), Kamis (28/11/2013) yang meminta Polwan berjilbab agar melepas jilbabnya dengan berbagai dalih, sungguh sangat melukai perasaan umat Islam, ujar aktivis muda Muhammadiyah Mustofa B. Nahrawardaya.

Polwan yang telah mengenakan jilbab tentu sangat kecewa. Ada apa sebenarnya? “Pernyataan Kapolri yang tulus, diduga mendapat tekanan dan desakan dari kelompok intoleran yang ingin memecah belah kesatuan Polri dengan pemeluk Islam, khususnya Polwan,” kata Mustofa dalam rilisnya, Jumat (29/11).

Menurut caleg DPR RI dari PKS ini, semestinya tidak perlu perintah melepas jilbab bagi Polwan jika memang ada keinginan akan dibuat seragam khusus di waktu mendatang.

Mustofa mengatakan, jilbab yang dikenakan para Polwan atas anjuran Kapolri “berjilbab tanpa menunggu aturan” belum lama ini, jelas disambut positif oleh segenap aparat Polwan Muslimah di kepolisian. “Tetapi perintah pencopotan jilbab saat ini jelas sebuah langkah blunder paling memalukan dan paling melukai umat,” imbuhnya.

“Saya berharap Kapolri tidak mudah dikembalikan oleh kelompok intoleran yang bertujuan memecah belah umat,” tandasnya.

Mustofa mengajak umat Islam di seluruh Indonesia untuk merapatkan barisan. Tidak boleh sedikit pun ada celah di antara barisan.

“Kepada ormas Islam, khususnya NU dan Muhammadiyah, inilah saatnya bersatu membendung gerombolan intoleran yang mencoba membodohi Polri,” pungkasnya.***


Redaktur: Imran Nasution
NBM       : 1171477
Sumber  : Salam-Onlie

Kategori:

• 2017
• 2016
• 2015
• 2014
• 2013