MPI Rampungkan Penulisan Sejarah Muhammadiyah Bekasi
Dibaca: 1566
PDM KOTA BEKASI: Majelis Pustaka dan Informasi, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, kota Bekasi, sedang merampungkan penulisan buku sejarah Muhammadiyah kota Bekasi.
" Penulisan buku sejarah Muhammadiyah Bekasi ini dirasa penting karena akan menghimpun berbagai kegiatan yang dilakukan para pendiri dan penerus Muhammadiyah di Bekasi" kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Bekasi, Drs. H. Symasul Bahri, belum lama ini.
Dikatakan, emberio Muhammadiyah mulai disemaikan oleh seorang muballigh H. Raden Suelaemn tahun 1928. Ketika itu menurut Syamsul Bahri, Raden H Sulaeman datang ke Bekasi berdakwah dengan membawa pembaruan Islam.
Gerakan dakwah itu bermula di sebuah rumah di Kranji, Bekasi barat. Gerakan dakwah itu mendapat sambutan dari warga Kranji lalu mendirikan sebuah madrasah.
Dokumen otentik tentang kapan beridinya Muhammdiayah di Bekasi, memang belum ditemukan, karena rentang waktu antara dakwah yang disampaikan perintis Muhammadiyah dengan penulis sejarah Muhammadiayah ini cukup panjang. Sehingga generasi pertama berdirinya Muhammadiyah yang seharusnya menjadi sumber informasi telah wafat semua. Tokoh dan saksi awal berdirinya Muhhammadiyah di Bekasi adalah generasi kedua.
Agar tak semakin jauh dari pendiri Muhammadiyah di Bekasi, sebagai nara sumber bagi penulisan buku sejaran Muhammadiyah, maka kita usahakan agar penulisan sejarah ini segera rampung. Jika masih ada kekurang ya itu akan dilengkapi pada edisi revisi. "Yang penting sekarang bagaimana agar sejarah berdiri Muhammadiyah di Bekasi, terbukukan dulu" tegasnya Syamsul Bahri.
Diungkapkan, Untuk mencari dokumen yang shahih tentang beridinya Muhammadiyah berdiri tahun 1928, sudah tak ditemukan lagi. Satu-satunya dokumen yang menunjukkan bahwa Muhammadiyah Bekasi berdiri tahun 1928 adalah yang tertuang dalam buku selayang padang Muhammadiyah Bekasi dan dokumen laporan Pimpinan Daerah Muhammadiyah saat mendaftarkan organisasi Muhammadiyah di kantor Sospol Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Dalam dokumen yang diserahkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah kepada Pemerintah daerah kabupaten Bekasi, untuk didaftarkan sebagai organisasi di kantor Sospol Pemerintah Kabupaten Bekasi, disebutkan bahwa Muhammdiayah Bekasi berdiri tahun 1928 dengan pendirinya Raden H Sulaeman.
Generasi Awal
Jika Nabi Muhammad membangun generasi inti ( Qaidah Shalabah), di Darul Arqom, pada awal awal turunnya ayat, yang kemudian generasi inti itu menjadi pendukung dan penggerak Islam bersama Nabi Muhammad. Ketika nabi dan sahabat sahabat ke Madinah ternyata talah banyak yang manganut Islam di Madinah berkat dakwah yang dilancarkan oleh orang orang sabikul awwalun atau gerenasi pertama. Pada saat itu, Nabi Muhammad sering meminta bantuan kepada para kafilah yang datang ziarah ke Ka’bah. Kesemptan itu digunakan Nabi Muhammad untuk minta dukungan terhadap kenabian dan ajaran Islam yang ia bawah. Kegiatan itu dikenal dengan Thalabun Nusroh. (Meminta pertolongan.
Apa yang dilakukan oleh Raden H. Sulaeman, membangun Muhammadiyah di Bekasi ada sedikit kemiripannya, meski tak sama. Reden H Sulaeman mulai menyamain bibit Muhammadiyah lewat dakwah dengan merintis pengajian.
Sementara, Nabi Muhammad lebih dulu membentuk kader inti kemudian thalabun nushroh. Lewat dakwah yang dilakukan Nabi Muhammd itu kiranya telah menginspirasi Raden Haji Sulaeman untuk lebih dulu membangun generasi Qaedah Shalabah (Generasi inti) atau disebut sebagai generasi awal. Ada beberapa orang yang dipersiapkan Raden Haji Sulaeman untuk dijadikan sebagai generasi inti mereka itu antara lain : Ibnu Hajar, HM. Damsyik ( mereka dulu tinggal di bulan-bulan) sekarang masuk Bekasi Selatan dekat masjid Al Barkah.
Yang termasuk generasi inti dan awal adalah Selamat Sastrodihardjo, mereka saat itu tinggal di Tambun, H. Taminuddin, H. Mas’ud, dan Haji Masturoh, tinggal di alun alun Bekasi. Ia adalan mantan Ketua MUI Kabupaten Bekasi, pertama.
Mereka adalah, generasi pertama, generasi inti, dan pelopor berdirinya Muhammadiyah di Bekasi. Dari tangan tangan merekalah pergerakan Muhammadiyah semakian menyebar luas di di Bekasi. Tentu mereka tak terplepas dari berbagai tantangan dan hambatan yang mereka hadapi.
Pada episode berikutnya, gerakan Muhammadiyah di Bekasi digerakkan lewat gedung Balai Pemuda Muhammadiyah yang bermarkas di sebuah rumah permanen di sekitar stasium Bekasi (Gudang garam) yang bersebelahan dengan stasiun KA Bekasi. Kini lokasi itu telah menjadi terminal contener setelah dibeli oleh PT PJKA. Dan sebagai gantinya, dibeli pengganti lahan di kampung Jati, tepat sekarang di belakang SPBU, tol Bekasi Timur, dan sudah masuk wilayah Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan. Namun karena Muhammadiyah kurang cekatan mengurusnya akhirnya tanah itu hilang.
Menurut Ketua Pimpinan Derah Muhamadiyah, Syamsul Bahri, dari Gedung Balai Pemuda gerakan Muhammadiyah menyebar yang diplopori Pemuda Muhammadiyah. Saat itu Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah sangat aktif untuk membetuk cabang-cabang pemuda.
“Saat itu Bekasi kita bagi dua yaitu Bekasi satu dan Bekasi dua. Wilayah Bekasi dimulai dari Kali Bekasi Bekasi ke Timur yang terdiri dari Bekasi Timur, Tambun, Cikarang, Kedungwaringan, Lemah Abang, Cibarusa dan Setu. Sedang Bekasi dua, terdiri dari Bekasi Selatan, Barat, dan Pondok Ungu.*** (Bersambung).
Redaktur : Imran Nasution
Ketua : MPI PDM Kota Bekasi
Tags:
Arsip Berita